21 June 2006

Tak Ada Yang Asing Jika Kau Merasa Asing

: Sebelum kutukan disempurnakan
Tak ada yang asing jika kau merasa asing. Aku serupa novel yang tergeletak di lorong-lorong sepi sejarah. Sampul tipisku usang tak nyaman dipandang. Lembar-lembar kotor yang hanya menyisakan serpihan paragraf untuk kau baca.

Tak ada yang asing jika kau merasa asing. Perjalananku adalah kering sahara. Setiap jejak yang tertinggal akan hapus oleh deru angin yang berhembus. Butuh lebih dari percakapan singkat yang tersekat ruang. Selama pertemuan kita masih berwujud buih-buih ombak, tak akan mungkin fragmen-fragmen kesunyian kau kumpulkan. Walau kau coba mengumpulkan remah-remah ingatan. Walau kau coba melengkapi puzzle yang berserakan.

Tak ada yang asing jika kau merasa asing. Walau aku bukan lelaki yang hidup dalam cerita misteri. Aku hanya lelaki yang tak fasih berbicara dan memilih mengungkap rasa lewat jalinan kata. Meski menyadari bahwa jujur berarti hancur. Sementara mereka yang dungu malah dianggap guru.

Tak ada yang asing jika kau merasa asing. Lalu apa yang harus diceritakan jika nanti kau ingin berbicara sebagai perempuan? Bukankah sudah lewat hari dimana kubuka ruang-ruang paling rapuh dari jiwa dan tubuh? Maka tak usah kata tak usah tanya. Cukuplah tanda, agar aku merasa nyata merasa ada.

2 comments:

Anonymous said...

kelak akan aku ceritakan bagaimana perempuan bisa sangat kesepian. terasing dan sunyi. akan aku ceritakan juga tentang bagaimana malam-malam panjang yang kulewati tanpa sempat mengetahui kabarmu.

Anonymous said...

Diantara celah hati ada labirin yang menyekat rasa, maka sediakan jarum untuk membuat sedikit ruang.
Lam kenal mas...