09 June 2006

Surat Menjelang Jum'at

Silahkan saja jika kau merasa kurang dimanusiakan hari ini. Yang jelas, kau memang tak memberiku sebuah alasan mengapa aku harus bercerita kepadamu. Lalu untuk apa aku bercerita? Sementara kau tak bisa meyakinkanku agar sudi membagi perih ini kepadamu. Setiap orang akan mengerti bahwa kesalahan terbesarmu adalah terlalu peduli kepada hal-hal yang tak selayaknya kau pedulikan. Untuk apa? Sementara menjaga diri sendiri kau masih keteteran.

Baiklah. Jika kau memang masih kecewa, semoga penjelasan ini bisa membuatmu bernafas lega. Kau tentu tahu, setiap orang memiliki ruang tersendiri yang hanya diketahui oleh dia dan Tuhan. Tentunya aku juga memiliki ruang itu. Karenanya tak usah menyalahkan diri atas ketidaksopanan dan keingintahuan yang memuakkan itu. Sebab aku sendiri tak tahu untuk apa harus bercerita kepadamu. Ya, menyimpannya sendiri memang terasa perih, namun itu lebih baik daripada membaginya kepada seseorang yang hanya bisa memperlakukanku sebagai seorang perempuan. Bukankah kau sendiri yang bilang untuk sejenak menarik jarak? Lalu apa pedulimu dengan kekosongan yang kurasakan saat ini?

Terakhir, kau harus ingat bahwa aku tidak sedang menjauhimu. Salah jika kau mengira semacam itu. Meski dalam beberapa kesempatan aku merasa nyaman berada di dekatmu, bukan berarti aku akan memberi kunci almari hati kepadamu. Catat itu.

p.s: surat imajiner dari seseorang yang hanya tinggal di ruang imaji

No comments: