29 January 2006

Setelah Aku Pergi

:AKJ
Kenapa tiba-tiba wajahmu yang singgah? Dan tak sebentar. Sudah 2 kali putaran bumi dan kau tak segera pergi. Bukankah kau pernah bilang tak akan lagi menyapaku? Duh Gusti! Ujian apalagi untuk saat ini. Padahal sudah lama aku menghapus semua tentangmu dari file ingatanku. Tak mungkin kualamatkan rindu kepadamu. Sebab jarak telah memisahkan anak dari ibunya. Dan itu kau; perempuan yang pernah kupinang untuk menjadi ibu bagi puisiku. Dan kau menolaknya. Lantas untuk apa? Layakkah kuantarkan pulang luka menuju ibunya? Sementara kau tetap enggan memberi pengakuan bahwa anak-anak itu terlahir dari persetubuhan kita?
Memang sejarah tak sempat mencatat episode-episode yang pernah kita lakoni bersama. Namun dalam keterbatasan itu jejakmu telah tertinggal di hatiku. Dan seiring berlalunya waktu bekas itu telah mengering, serupa tembikar yang mengeras ditempa panas yang tak sebentar. Sungguh, bukan tak sengaja saat kenyataan memaksaku membanting guci itu. Meski harus sakit oleh tangan sendiri. Seperti mencicipi nikmatnya mati. Namun apalagi yang bisa kulakukan? Bukankah menyimpannya akan terasa pedih??

No comments: